Rabu, 03 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR




LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
GEOGRAFI

diajukan sebagai persyaratan ujian akhir semester 1

disusun oleh
Wido Iskandar            : 1206101040050
                                     











Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Geografi
UNSYIAH
2012/2013

DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar  ...........................................................................................................  i
Daftar Isi  ...................................................................................................................  ii
Data Laboran   ..........................................................................................................  iii
Percobaan I
Alat Ukur Dasar  ............................................................................................. 1
Percobaan II
Tekanan Hidrostatik  ....................................................................................... 8
Percobaan III
Perubahan Suhu dan Penuaian Udara  .......................................................... 12
Percobaan IV
Radiasi Kalor dan Konfeksi Udara ............................................................... 16
Percobaan V
Alat Ukur Dasar Listrik ................................................................................. 21
Penutup
Simpulan ............................................................................................................ 27



PERCOBAAN I
ALAT UKUR DASAR

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat          : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari               : Sabtu, 5 Januari 2013
Waktu           : Pukul 10.30-11.30 wib

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.    Memperkenalkan cara menggunakan Jangka sorong dan Micrometer skrup sebagai alat pengukur panjang, tebal dan Neraca O’Houss
2.    Menentukan massa jenis benda homogen yang berbentuk teratur (simetris)
3.    Menentukan angka ketidak pastian hasil pengukuran.  
II. ALAT DAN BAHAN
1.    Jangka sorong
2.    Micrometer skrup
3.    Neraca O’Houss
4.    Kubus logam tembaga dan kubus kayu
5.    Silinder logam

III. LANDASAN TEORI
a.      Massa jenis
Massa jenis suatu benda didefenisikn sebagai massa benda per satuan volume, jadi benda yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar:
………………..(1)
Berdaarkan persamaan (1), massa jenis dinyatakan dalam satuan kg/m3, untuk keperluan praktis massa jenis air gram/cm3 digunakan sebagai acuan untuk menentukan massa jenis benda-benda lainnya. Untuk menentukan massa jenis benda heterogen, maka terlebih dahulu harus diukur elemen-elemen massa yang terkandung pada bagian volume yang kecil.
Berdasarkan uraian diatas, maka dengan menggunakan neraca untuk mengukur massa benda dan jangka sorong atau micrometer skrup untuk mengukur panjang, lebar dan ketebalan benda (sehingga volume benda dapat dihitung), massa jenis benda terseut dapat ditentukan sebagai perbandingan antara massa dan volumenya

b.      Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius yang ketelitiannya sampai 0,02mm. Skala nonius yang digunakan mengandung panjang 10 skala sepanjang 9 mm. Maka satu skala nonius menunjukkan panjang 0,9 mm berselisih 0,1 mm. Bagian terpenting dari jangka sorong yaitu bagian yang tetap berskala panjang (rahang tetap) dan bagian yang dapat di geser-geser (rahang geser), seperti gambar berikut:


                                    Gambar : Jangka Sorong

kegunaan jangka sorong:
a.      Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar benda
b.      Untuk mengukur sisi dalam benda/ diameter dalam benda
c.       Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukkan bagian pengukuran atau memasukkan ujung batang yang dapat bergerak ke dalam benda.
Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. ketidak tetepatan hasil pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk.

c.       Micrometer skrup
Micrometer skrup adalah alat ukur linear  yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm. Alat ini mempunyai nonius sehingga ketelitiannya dapat mencapai 0,01 mm. Tanpa nonius  NST skala utama alat ini adalah 0,5 mm, karena pada jarak 25 mm skala utama terbagi dalam 50 skala sehingga jarak antara 2 skala utama terdekat adalah 25/50 mm atau 0,5 mm.
Micrometer  skrup mempunyai noninus dalam bentuk skala putar yang terdiri atas  50 skala (untuk 1 X putaran yang sama harganya dengan  jarak  1 skala utama), seperti gambar berikut:


Micrometer sekrup mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius.skala utama ditunjukkan oleh silinder lingkaran dalam, sedangkan skala nonius ini di tunjukkan oleh selubung lingkaran.
Berdasarkan kegunaannya, micrometer skrup dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Micrometer dalam : digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
2. Micrometer luar     : digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan , blok-blok dan batang-batang.
3. Micrometer dalam  :digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dari slot-slot.         

Mistar  pada umumnya mempunyai skala yang berukuran desimal dan ukuran inci. Tetapi dalam pembahasan ini ukuran inci tidak dijelaskan.
Skala desimal,dimana setiap panjang 1 cm dibagi dalam 10 bagian yang sama. Dimana jarak 2 strip panjang  = 1 cm dan 2 strip pendek 0,1 cm =1 mm. Jadi, skala terkecil dari mistar ini adalah 0,1 cm = 1 mm, ada beberapa jenis  mistar yaitu mistar biasa, mistar baja, mistar lipat, mistar kait, mistar pita atau  mistar gulung.

d.      Neraca O’Houss
Neraca O’Houss merupakan alat untuk mengukur suatu massa suatu benda. Sebelum melakukan penimbangan atur biji timbangan pada skala 0, perhatikan indicator kesetimbangan apakah sudah setimbang apa belum. Jika elum setimbang, atur skrup pengatur kesetimbangan sehingga indicator menunjukkan posisi setimbang. Tempatkan benda yang akan diukur massanya pada tempat peletakkan benda dan atur posisi anak timbangan (dimulai dari satuan terkecil) sampai indicator kesetimbangan kemali menunjukkan posisi setimbang.



IV. HASIL PERCOBAAN
1.      Hasil pengamatan menggunakan Jangka Sorong
1.    Benda yang akan diukur panjangnya ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan bentuk pengukuran panjang yang dilakukan.
2.    Skala utama dibaca dari garis nol (0) sampai ke garis sebelum skala nol (0) nonius.
3.    Skala nonius dibaca dengan memperhatikan garis skala nonius yang paling berhimpit dengan slah satu garis skala utama. Tentukan posisi garis tersebut terhadap garis skala nol nonius yang paling berhimpit dengan salah satu garis skala utama, kemudian kalikan dengan ketelitian jangka sorong.
Tabel pengukuran kubus kayu
Posisi
SU
SN
HASIL
1
2
0,005
2,005
2
2
0,08
2,08
3
2
0,005
2,005
4
2
0,09
2,09
5
2
0,03
2,03
                       
            Keterangan:
            SU = Skala utama
            SN = Skala nonius
            Catatan:           Hasil = skala utama + skala nonius      

2.      Hasil pengamatan menngunakan Micrometer skrup
1.    Benda yang diukur panjangnya dijepit diantara rahangnya Mikrometer dengan sekrup roda bergerigi diujung bagian Mikrometer Skrup.
2.    Skala utama dibaca dari garis skala 0 sampai ke garis tepi kiri silinder selubung luar, dan skala nonius dibaca dengan melihat garis yang paling dekat dengan garis skala utama.
3.    Lakukan pengukuran tersebut sebanyak 5 kali pengulangan pada posisi benda, lalu tulis berapa panjang benda yang didapatkan selama 5 kali pengukuran.


Tabel pengukuran silinder alumunium
Posisi
SU
SN
HASIL
1
10
0,5
10,5
2
10
0,3
10,3
3
10
0
10
4
10
0
10
5
10
0,1
10,1

            Keterangan:
            SU= Skala utama
            SN= Skala nonius
            Catatan:
            Hasil = skala utama + skala nonius    

c. Hasil pengamatan mengukur massa menggunakan Neraca O’Houss
1.    Coba seimbangkan anak timbangan geser dengan memutar indkator kesetimbangan dan mengarahkannya pada titik 0 atau ditengah-tengah garis kesetimbangan.
2.    Setelah anak timbangan geser sejajar dengan titik  0, mulailah mengukur massa kubus logam, kubus kayu, dan silinder aluminium secara bergantian dengan meletakkannya di tempat peletakan benda, lalu geser anak timbangannya sesuai dengan benda yang diukur sampai anak timbangan menunjukkan titik setimbangnya ditengah-tengah garis 0 atau sejajar anak timbangannya.
 Tabel pengukuran neraca O’houss
Obyek
Nilai satuan massa
Kubus tembaga
65,05
Kubus kayu
6,048
Silinder logam
5



V. PEMBAHASAN

1.      Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut
a.       Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui dengan suatu besaran yang sudah diketahui yang diambil sebagai ukuran standar.
b.      Jangka sorong adalah alat ukur yang panjang yang di lengkapi skala nonius.
c.       Neraca O’Huoss adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu massa benda
d.      Micrometer skrup adalah adalah alat yang dapat di gunakan untuk mengukur tebal buku, bola kaca, silinder logam, bola besi.
e.       Selanjutnya mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengukur suatu benda dengan menggunakan alat-alat ukur seperti: jangka sorong,micrometer skrup dan neraca O’Huoss. Mahasiswa juga dapat mengunakan alat-alat ukur tersebut dengan baik.











PERCOBAAN II
TEKANAN HIDROSTATIK

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat          : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari               : Senin, 7 Januari 2013
Waktu           : Pukul 10.00-11.00 wib

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengetahui konsep tekanan hidrostatik didalam zat cair
2.      Menjelaskan konsep pemanfaatan tekanan
II. ALAT DAN BAHAN
1. Papan statif dan balok pendukung
2. Gelas ukur atau (gelas bersekala)
3. Gelas Beker 250ml
4. Pipa listrik ppc
5. Gelas plastik kecil
6. Penggaris logam atau kertas milimeter
III. LANDASAN TEORI
Setiap benda yang berada dalam zat cair akan mendapat tekanan oleh zat cair itu sendiri. Tekanan tersebut berasal dari gaya tegak lurus yang terjadi akibat zat cair pada setiap titik pada permukaan benda. Tekanan pada dasar tabung yang disebabkan oleh zat cair dalam tabung itu dinyatakan sebagai tekanan hidrostatik misalkan volume zat cair dalam tabung adalah V = A h, massa jenis p, sehingga masa zat cair dalam tabung itu adalah m = p V = p A h
Gaya yang dikerjakan zat cair pada dasar tabung,  F = mg = p V g = p A h g dan tekanan yang bekerja pada alas tabung seluas A adalah Ph = p g h. Bila tekanan udara pada permukaan zat cair yang terbuka turut diperhitungkan, maka total tekanan pada setiap titik pada kedalaman h dari permukaan zat cair adalah:
P1 = Po + p g h.
IV. PERCOBAAN
1.    Rangkaialah alat percobaan, pipa plastik dibentu menjadi huruf  U atau bentuk manometer, seperti gambar berikut:


 

 

Gambar : Rangkaian percobaan
2. Isi pipa U dengan sedikit air melalui ujun g yang terbuka. Pipa U kemudian dipasang pada sitatif yang sebelumnya telah dilengkapi dengan skala pengukur panjang.
3. Hubungkan salah satu ujung pipa dengan selang plasti yang bersambung dengan batang pipa yang dilengkapi corong plastik plastik kecil pada ujungnya sementara ujung pipa yang lain dubiarkan terbuka.
4. Masukkan corong kedalam bejana yang berisi air secara perlaha dengan semakin lama dengan semakin dalam dan amatilah permukaan air pada pipa U sebelah kiri dan kanan.
5. Catat setiap reaksi yang terjadi.
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Data Pengamatan
Kedalaman
Corong
Perbedaan tinggi air antara kedua kaki pipa U
Diubah
mm
A
B
A+B
A+B
3 cm
1,5
1,5
3 cm
0,03 mm
4 cm
1,4
1,8
3,2 cm
0,032 mm
5 cm
2
2,3
4,3 cm
0,043 mm
6 cm
2,5
2,8
5,3 cm
0,053 mm
7 cm
3
3
6 cm
0,06 mm
8 cm
3,5
3,4
6,9 cm
0,069 mm
9 cm
3,9
4
7,9 cm
0,079 mm


Pembahasan soal
1.      Kedalaman corong dan tinggi permukaan air pada pipa U, berbeda karena semakin dalam kedalam corong dimasukan maka tekanan yang diberikan oleh air semakin tinggi.
2.      Tekanan hidrostatiknya yaitu:
a.      P = p.g.h
=  1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,03 mm
        = 294 atm
            b.      P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,032 mm
                        = 313,6 atm
c.      P = p.g.h
            = 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,043 mm
            = 421,4 atm
d.      P = p.g.h
            = 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,053 mm
            = 519,4 atm

e.     P = p.g.h
           = 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,06 mm
           = 588 atm
f.      P = p.g.h
           = 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,069 mm
           = 676,2 atm
g.     P = p.g.h
           = 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,079 mm
           = 774,2 atm
4.  Kesimpulanya adalah semakin dalam suatu benda dimasukkan ke dalam air maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh air pada benda tersebut.



PERCOBAAN III
PERUBAHAN SUHA DAN PEMUAIAN UDARA

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat          : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari               : Selasa, 8 Januari 2013
Waktu           : Pukul 14.00-15.00 wib

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.    Mengamati efek pemuaian udara terhadap perubahan volume dan perubahan tekanan udara melalui media sederhana
2.    Mengukur besar perubahan volume udara karena peristiwa pemuaian
3.    Menggunakan prinsip pemuaian udara untuk merancang sebuah termometer sederhana
II. ALAT DAN BAHAN 
1.      Termometer manual/digital.
2.      Botol aqua ukuran besar dan sedang 1 buah.
3.      Selang plastik warna bening dengan diameter berukuran kecil 1 m.
4.      Statif yang dilengkapi dengan papan berskala.
III. LANDASAN TEORI
Perubahan sifat fisik yang umum terjadi pada semua zat padat, ciar dan gas adalah peristiwa pemuaian zat yang disebabkan oleh kenaikan suhu. Kenaikan suhu membuat energi kinetik partikel bertambah sehingga jarak bebas rata-rata partikel juga bertambah. Pertambahan jarak menyebabkan volume zat bertambah yang disebut dengan pemuaian. Karena volume zat tidak mempunyai bentuk yang tetap tetapi berubah-ubah menurut tempatnya, maka tinjauan kita hanya pada memuaian volume.  
IV. PERCOBAAAN
1.      Rangkailah alat termometer udara sederhana seperti gambar berikut:

 

  
 
 Gambar : Termometer Udara Sederhana
2. Usahakan pipa U pada posisi nol (0) sama rata pipa kiri-kanan.
3. Catatlah susu ruangan sebagai suhu awal, dan panaskan botol dengan telapak tangan dan amati ketinggian air pada pipa selama 30 detik sampai dengan 4 menit


V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1.      Pengamatan pertama suhu ruangan didapatkan pada to= 31,8̊ C
2.      Setelah botol dipanaskan dengan telapak tangan selama 4 menit didapatkan data pada tabel berikut:
TABEL DATA PENGAMATAN
No
Selang waktu (menit)
Ketinggian air (mm)
1
0,5
0,5 mm
2
1,0
1,7 mm
3
1,5
0,9 mm
4
2,0
0,8 mm
5
2,5
0,5 mm
6
3,0
1,1 mm
7
3,5
0,4 mm
8
4,0
0,2 mm
Jadi setiap selang waktu, ketinggian air tidak sama karena perbedaan suhu tubuh kita disetiap selang waktu adalah berbeda-beda. Suhu pada tubuh kita itu bersifat tidak stabil dapat berubah-ubah setiap waktunya.
3.      Setelah tangan dilepaskan dari botol aqua maka ketinggain yang didapat, berada pada ketinggian = 2 cm. Dan ukur suhu telapak tangan atau suhu badan kita dengan menggenggam termometer selama 5 menit dan tinggi suhunya sebagai = 36,5̊ C.
4.      Karena kenaikan tinggi permukaan air disebabkan karena kenaikan suhu udara akibat pemanasan maka kita dapat kalibrasi skala perubahan tinggi air -  sebanding dengan perubahan suhu -  , artinya  dan  sehingga skala tinggi air dapat diubah.


5.      Kesimpulan dari termometer buatan ini adalah:
a.         Suhu tubuh setiap orang berbeda-beda.
b.        Pengaruh ketidak pastian alat ukur suhu yang sederhana, juga membuat ketidakstabilan pengukuran.
c.         Perbandingan antar pengukur suhu tubuh modern (termometer digital) dengan alat ukur suhu sederhana sangat jauh berbeda dari segi ketelitian dan kestabilannya dibandingkan alat pengukur sederhana yang kita buat.


















PERCOBAAN KE IV
RADIASI KALOR DAN KONVEKSI UDARA

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat          : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari               : Rabu, 9 Januari 2013
Waktu           : Pukul 10.30-11.30 wib

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mengamati peristiwa pergerakan udara (konveksi) akibat kenaikan suhu permukaan.
2.      Mengamati perbedaan daya serap radiasi dan perbedaan suhu dan benda (karakteristik daya serap kalor permukaan bumi) ketika mendapat radiasi cahaya matahari.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1.      Kotak yang berbentuk kubus, berukuran ± 100×50 cm
2.      2 buah akua plastik
3.      Lilin dan korek api, dan kertas
4.      Bola lampu
5.      Aqua warna hitam dan warna asli putih
6.      Pipa plastik
III. LANDASAN TEORI
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara tetapi dipancarkan melalui rambatan gelombang elektromagnit. Perpindahan kalor melalui radiasi dapit terdai melalui gas dan ruang hampa, seperti radiasi cahaya matahari yang dapat mencapai permukaan bumi, pemukaan benda yang terkena radiasi dapat bersifat mmeneruskan, memantulkan dan menyerap radiasi.
Permukaan yang hitam dan kusam adalah permukaan penyerap yang baik, tetapi pemantul yang buruk, dan sebaliknya permukaan berwarna putih dan mengkilap adalah penyerap radiasi yang buruk akan tetapi pemantul yang baik.
Koefisien emivisitas (daya serap) permukaan benda hitam yang ideal bernilai e = 1, artinya secara teoritik permukaan itu menyerap seluruh energi radiasi. Untuk benda yang hitam koefisien emivisitasnya 1≤ e0.
IV. PERCOBAAN
a. Konfeksi Udara
Sebelum melakukan percobaan, gunakan kotak kubus yang sebelumnya sudah diberi lubang pada bagian atas dengan menempatkan aqua seperti gambar berikut:
      
 
1.    Tempatkan lilin dibawah salah satu lubang dan dan bakar kertas dilubang yang lain
2.    Amatilah peristiwa apa yang terjadi.


b. Daya Serap Radiasi Permukaan
Sebelum kita melakukan percobaan gunakan 2 buah botol aqua warana hitam dan warna putih, dan pipa plastik yang diisi dengan air dan kedua ujung pipa dihubungkan pada aqua itu. Dan nyalakan bola lampu, lalu amati apa yang terjadi, seperti gambar berikut:
 
 
                 
 Gamabar : Rangkaian Percobaan sederhana
Kemudian amati peristiwa apa yang terjadi.


V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Konfeksi udara:
1. Peristiwa yang terjadi pada asap,dari kertas yang dibakar adalah keluarnya asap pada lubang satu, hal ini terjadi karena  konveksi (pergerakan udara), dimana udara itu akan berpindah dari tekanan tinggi kepada suhu yang rendah, begitu juga sebaliknya apabila tekanannya rendah maka suhunya tinggi.
2. Pergerakan asap kertas berhubungan erat dengan pemuaian udara dan tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan masa jenis benda tersebut karena udara jika menerima panas (kalor),atau dipanaskan akan memuai dan menyebabkan masa jenisnya berkurang.
Daya serap radiasi permukaan:
1.    Setelah dinyalakan lampu, ternyata selang pipa yang dihubungkan ke botol aqua yang dicat warna hitam, airnya akan menurun dan terus menekan. Sedangkan pada selang yang dihubungkan botol aqua warna putih semakin naik airnya, kemudian air pada selang yang dihubungkan dengan botol aqua warna putih baru mulai menurun setelah terjadinya pemanasan yang cukup lama.
2.    Peristiwa ini ternyata berhubungan dengan peristiwa pemuaian dalam udara, karena pada botol aqua hitam lebih cepat menyerap panas akibat panas yang diserap membuat udara didalam botol lebih cepat memuai sedangkan pada btol aqua putih, lebih lama menyerap panas maka pemuaian akan berlangsung lebih lama.
3.    Benda yang berwarna hitam akan lebih cepat menerima panas dan melepaskan panas, sedangkan warna putih lebih lama menerima panas dan melepaskan panas. Oleh karena itu aqua yang berwarna hitam tekanan suhunya semakin tinggi dan menekan permukaan air pada  pipa semakin kebawah.
4.    Jika kita kita memegang kedua botol aqua dengan telapak tangan, hal yang sama juga terjadi pada percobaan sebelumnya, ternyata botol yang berwarna hitam lebihcepat menerima panas, dari pada botol warna putih. Yang terjadi ialah tekanan airnya berbeda.
5.    Poin ke 3 dan 4 saling berhubungan sama-sama menerima panas ,sedangkan pada poin 3 tersebut menggunakan media listrik, jadi panas dan kalor yang diberikan lebih besar,sedangkan pada poin 4 hanya menggunakan perantara kedua tangan tentu kalor dan panas yang diberikan lebih rendah atau sedikit.
6.





Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada malam hari suhu udara dilaut panas, sedangkan didarat pada malam hari suhu udaranya dingin serta pada malam hari juga terjadinya angin darat yaitu angin yang berhembus dari darat ke laut, peristiwa ini dimanfaatkan oleh para nelayan mencari ikan dimalam hari, juga pada malam hari suhu panas dilaut meningkat, sedangkat didarat suhunya menurun. Sedangkan pada siang hari suhu udara didarat panas, dari pada dilaut suhunya dingin, karena tanah lebihmenyerap panas dari pada dilaut,kita tau juga pada siang hari terjadi angin laut angin yang berhembus dari laut ke darat, inilah yang dimanfaatkan nelayan untuk kembali setelah mencari ikan, dan pada siang hari suhu udara  dilaut menurun, dan didarat udara panasnya meningkat.
7.    Kesimpulannya adalah daya serap kalor terhadap benda yang berwarna hitam akan lebih cepat menerima panas dan melepaskan panas, sedangkan warna putih daya serap lebih lambat menerima panas dan lama melepaskan panas dan hubungannya dengan perubahan suhu benda yaitu jika botol yang berwarna hitam begitu tidak diberikan panas atau kalor suhunya akan lebih cepat turun, sedangkan pada botol putih suhunya akan lama melepaskan panas.
PERCOBAAN KE V
ALAT UKUR DASAR LISTRIK

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat          : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari               : Kamis, 10 Januari 2013
Waktu           : Pukul 14.00-15.00 wib

I. TUJUAN PERCOBAAN.
1.      Mempelajari cara pemakaaian basic meter manual
2.      Mempelajari cara menggunakan alat ukur arus dan tegangan listrik menggunakan alat ukur multimeter
3.      Mengukur hambatan listrik sebuah Resistor (lampu pijar)
4.      Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1.      Catu Daya .
2.      Kabel Penghubung.
3.      Bola lampu 12 watt.
4.      Multimeter Manual.
III. LANDASAN TEORI
Sebelum menggunakan alat ini perlu diperhatikan agar jarum menunjukkan titik nol dan ini dapat dilakukan dengan mengatur sekrup pada bagian atas panel masic meter. Untuk menghindari kerusakan fatal,maka disarankan untuk menggunakan batas ukur.
Untuk menentukan Nilai Skala Terkecil (NCT) dari basic meter dapat dilakukan dengan membagi batas ukur dengan banyaknya skala pada basic meter.

Dengan menggunakan rumus :
NST basic meter
IV. PERCOBAAN
Sebelum kita melakukan percobaan dipastikan semua alat dirangkai dan dipasang dengan baik dan benar, alat tersebut terdiri dari Catu daya, Kabel Penghubung, Bola Lampu, Multimeter Manual jenis Analog (SANWA).
1.      Rangkailah skema percobaan dengan mengikuti gambar berikut:
 

 
2.      Tentukan nilai catu daya.
3.      Tentukan batas ukur pada Multimeter Manual. Sesuiakan dengan tegangan Catu Daya.
4.       Catalah skala ampere/volt yang ditunjukkan oleh jarum pada papan skala Multimeter.
5.      Tentukan nilai NST berdasarkan batas ukur yang telah ditentukan sebelumnya, dengan jumlah skala yang telah ditetapkan yaitu 50 Skala.
Rumusnya:  NST basic meter


6.      Carilah tegangan (Volt) atau Kuat Arus (Ampere)
Dengan rumus :
 Tegangan = NST x Skala volt
Atau
Kuat arus = NST x Skala Amper
7.      Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel sebagai hasil dari percobaan.
8.      Ukurlah nilai hambatan dengan rumus:
Dengan   R = hambatan
                                   V = ampere meter
                                    I = kuat arus
9.         Contoh mencari tegangan:






Diketahui:Batas ukur    = 10 mV
                                    Skala utama = 50
                                    Skala Volt    = 3,6 V
                   Ditanya:   Berapa tegangannya?
Jawab:      Tegangan = NST x Skala volt

             Tegangan  x Skala volt

             Tegangan    x 3,6 = 0,72 volt
Contoh mencari kuat arus:
Diketahui:  Batas ukur       = 25 mA
                   Skala utama     = 50
                   Skala Ampere  = 8 A
Ditanya:     Berapa kuat arusnya?
Jawab:Kuat arus = NST x Skala Ampere

Kuat arus  x Skala Ampere

Kuat arus   x 8  = 4 mA

Contoh mencari hambatan:
Diketahui: V   = 4
mA= 1,6
Ditanya:     R  =....?
Jawab:       R
                 
                  R= 2,5 Ohm meter



V. HASIL PERCOBAAN
Tabel data hasil laporan percobaan untuk menentukan tegangan dengan ketetapan jumlah skala 50:
NO
Catu Daya
Batas Ukur
NST
Skala Volt
Tegangan (volt)
1
0
10
0,2
0,6
0.12
2
3
50
1
4
4
3
12
250
5
12,5
62,5
4
9
50
1
10
10
5
3
10
0,5
3,6
0.72

Tabel data hasil laporan percobaan untuk menentukan kuat arus dengan ketetapan jumlah skala 50:
NO
Catu Daya
Batas Ukur
NST
Skala Ampere
Kuat arus (Ampere)
1
0
2,5
0,05
4,7
0.235
2
3
25
0,5
8
1.6
3
12
250
5
10
50
4
9
25
0,5
14
7
5
3
25
0,5
8
4

Tabel data hasil laporan percobaan untuk menentukan hambatan:
NO
Potensial(V)
Kuat Arus (I)
Nilai V/I=
Pengukuran Hambatan (R)
1
4
1,6
4:1.6
2,5
2
0,12
0,235
0,12:0,235
0.511
3
6,25
50
6,25:50
0,125
4
10
7
10:7
1,428
5
0,75
21
0,75:21
0.18

VI. PEMBAHASAN
1. Tata cara pembacaan skala yang benar pada alat ukur Volt meter dan Ampere meter  adalah:
a. lihatlah terlebih dahulu berapa batas ukur yang kita berikan pada saat percobaan. Batas ukur 10 berarti tegangan maksimal yang dapat di ukur 10V. Begitu sterusnya.
b. Perhatikan papan skala dan lihatlah arah jarum menujunjukkan angka berapa. Hitunglah di daerah garis yang menunjukkan angka yang berada di bawah batas ukur.
c. Lihat dan hitunglah  dengan teliti.
2. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus listrik adalah tegangan dan kuat arus akan sama-sama dipakai untuk mencari hambatan dengan cara tegangan dibagi dengan kuat arus.
3. Sumber kesalahan yang dapat terjadi pada hasil pengukuran pada saat percobaan yaitu
a.    Terjadinya kesalahan pada pengamatan ukuran saat membaca jarum yang ada pada papan Multimeter.
b.    Jika sedikit saja tergeser papan multimeter, ukuran jarum akan berubah dari pengamatan sebelumnya.
c.    Kurangnya ketelitian pada saat penghitungan dalam memasukkan angka ke rumus.

4. Kesimpulan dari hasil pengamatan yaitu semakin besar hambatan yang kita pasang, kuat arus dan tegangannya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan maka semakin besar kuat arus dan tegangan.



PENUTUP
Simpulan
Dari setiap percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa, dalam percobaan Alat Ukur Dasar menggunakan Jangka Sorong dan Micrometer Srup merupakan alat pengukur panjang dan tebal, yang mengukur tingkat ketelitian tinggi, mengukur benda yang lebih tipis seperti ketebalan kertas, masing-masing alat memiliki tingkat ketelitian, Jangka sorong 0,02 mm dan micrometer skrup 0,01 mm. Untuk mengukur massa menggunakan neraca O’Houss yang menimbang massa kurang dari 1kg.
Untuk percobaan mengenai tekanan Hidrostatik menjalaskan bagaimana tekanan hidrostatik dalam zat cair, dan konsep pemanfaatan tekanan dari setiap percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semakin dalam suatu benda dimasukkan ke dalam air maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh air pada benda tersebut.
Dalam percobaan tentang Perubahan Suhu Dan Penuaian Udara dari hasil percobaan kami tenyata perbedaan tekanan suhu tubuh pada alat ukur berbeda setiap detiknya disaat tangan di tempelkan pada botol aqua.
Dalam percobaan mengenai Radiasi Kalor dan Konveksi Udara mengamati peristiwa pergerakan udara akibat kenaikan suhu permukaan dan mengamati perbedaan daya serap radiasi dan perubahan suhu benda ketika mendapat radiasi cahaya,dari hasil pengamatan kami dapat disimpulkan bahwa konveksi (pergerakan udara), dimana udara itu akan berpindah dari tekanan tinggi kepada suhu yang rendah, begitu juga sebaliknya apabila tekanannya rendah maka suhunya tinggi.
Dalam percobaan kami yang terkhir tentang Alat Ukur Dasar Listrik mengamati dan meneliti bagai mana mengukur dan memakai Multi metermanual dalam pengukuran arus dan tegangan listrik. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar hambatan yang kita pasang, kuat arus dan tegangannya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan maka semakin besar kuat arus dan tegangan.