LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA
GEOGRAFI
diajukan
sebagai persyaratan ujian akhir semester 1
disusun
oleh
Wido
Iskandar : 1206101040050
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan
Geografi
UNSYIAH
2012/2013
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
Data Laboran
.......................................................................................................... iii
Percobaan I
Alat Ukur
Dasar .............................................................................................
1
Percobaan II
Tekanan
Hidrostatik .......................................................................................
8
Percobaan III
Perubahan Suhu
dan Penuaian Udara ..........................................................
12
Percobaan IV
Radiasi Kalor
dan Konfeksi Udara ...............................................................
16
Percobaan V
Alat Ukur Dasar
Listrik .................................................................................
21
Penutup
Simpulan
............................................................................................................
27
PERCOBAAN I
ALAT UKUR DASAR
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari : Sabtu,
5 Januari 2013
Waktu : Pukul
10.30-11.30 wib
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memperkenalkan
cara menggunakan Jangka sorong dan Micrometer skrup sebagai alat pengukur
panjang, tebal dan Neraca O’Houss
2. Menentukan
massa jenis benda homogen yang berbentuk teratur (simetris)
3. Menentukan
angka ketidak pastian hasil pengukuran.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Jangka sorong
2. Micrometer skrup
3. Neraca O’Houss
4. Kubus logam tembaga dan kubus kayu
5. Silinder logam
III. LANDASAN TEORI
a. Massa
jenis
Massa
jenis suatu benda didefenisikn sebagai massa benda per satuan volume, jadi
benda yang memiliki massa (m) dan volume (v) mempunyai massa jenis sebesar:
Berdaarkan
persamaan (1), massa jenis dinyatakan dalam satuan kg/m3, untuk
keperluan praktis massa jenis air
gram/cm3
digunakan sebagai acuan untuk menentukan massa jenis benda-benda lainnya. Untuk
menentukan massa jenis benda heterogen, maka terlebih dahulu harus diukur
elemen-elemen massa yang terkandung pada bagian volume yang kecil.
Berdasarkan
uraian diatas, maka dengan menggunakan neraca untuk mengukur massa benda dan
jangka sorong atau micrometer skrup untuk mengukur panjang, lebar dan ketebalan
benda (sehingga volume benda dapat dihitung), massa jenis benda terseut dapat
ditentukan sebagai perbandingan antara massa dan volumenya
b. Jangka
sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur
panjang yang dilengkapi dengan nonius yang ketelitiannya sampai 0,02mm. Skala
nonius yang digunakan mengandung panjang 10 skala sepanjang 9 mm. Maka satu
skala nonius menunjukkan panjang 0,9 mm berselisih 0,1 mm. Bagian terpenting
dari jangka sorong yaitu bagian yang tetap berskala panjang (rahang tetap) dan
bagian yang dapat di geser-geser (rahang geser), seperti gambar berikut:
Gambar
: Jangka Sorong
kegunaan jangka sorong:
a. Untuk mengukur suatu benda dari sisi
luar dengan cara diapit/ diameter luar benda
b. Untuk mengukur sisi dalam benda/
diameter dalam benda
c.
Untuk mengukur kedalaman benda
dengan cara menancapkan atau memasukkan bagian pengukuran atau memasukkan ujung
batang yang dapat bergerak ke dalam benda.
Ketepatan
hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada
pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. ketidak tetepatan hasil
pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada
skala induk.
c. Micrometer
skrup
Micrometer
skrup adalah alat ukur linear yang mempunyai batas ukur maksimal 25 mm.
Alat ini mempunyai nonius sehingga ketelitiannya dapat mencapai 0,01 mm. Tanpa
nonius NST skala utama alat ini adalah 0,5 mm, karena pada jarak 25 mm
skala utama terbagi dalam 50 skala sehingga jarak antara 2 skala utama terdekat
adalah 25/50 mm atau 0,5 mm.
Micrometer
skrup mempunyai noninus dalam bentuk skala putar yang terdiri atas 50
skala (untuk 1 X putaran yang sama harganya dengan jarak 1 skala
utama), seperti gambar berikut:
Micrometer
sekrup mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius.skala utama
ditunjukkan oleh silinder lingkaran dalam, sedangkan skala nonius ini di
tunjukkan oleh selubung lingkaran.
Berdasarkan
kegunaannya, micrometer skrup dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Micrometer
dalam : digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
2. Micrometer luar : digunakan untuk
ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan , blok-blok dan batang-batang.
3. Micrometer dalam :digunakan untuk mengukur kerendahan
dari langkah-langkah dari slot-slot.
Mistar pada umumnya mempunyai skala yang
berukuran desimal dan ukuran inci. Tetapi dalam pembahasan ini ukuran inci
tidak dijelaskan.
Skala desimal,dimana setiap panjang 1 cm dibagi dalam
10 bagian yang sama. Dimana jarak 2 strip panjang = 1 cm dan 2 strip
pendek 0,1 cm =1 mm. Jadi, skala terkecil dari mistar ini adalah 0,1 cm = 1 mm,
ada beberapa jenis mistar yaitu mistar biasa, mistar baja, mistar lipat,
mistar kait, mistar pita atau mistar gulung.
d. Neraca
O’Houss
Neraca
O’Houss merupakan alat untuk mengukur suatu massa suatu benda. Sebelum
melakukan penimbangan atur biji timbangan pada skala 0, perhatikan indicator
kesetimbangan apakah sudah setimbang apa belum. Jika elum setimbang, atur skrup
pengatur kesetimbangan sehingga indicator menunjukkan posisi setimbang.
Tempatkan benda yang akan diukur massanya pada tempat peletakkan benda dan atur
posisi anak timbangan (dimulai dari satuan terkecil) sampai indicator
kesetimbangan kemali menunjukkan posisi setimbang.
IV. HASIL PERCOBAAN
1.
Hasil pengamatan menggunakan Jangka
Sorong
1. Benda
yang akan diukur panjangnya ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan bentuk
pengukuran panjang yang dilakukan.
2. Skala
utama dibaca dari garis nol (0) sampai ke garis sebelum skala nol (0) nonius.
3. Skala
nonius dibaca dengan memperhatikan garis skala nonius yang paling berhimpit
dengan slah satu garis skala utama. Tentukan posisi garis tersebut terhadap
garis skala nol nonius yang paling berhimpit dengan salah satu garis skala
utama, kemudian kalikan dengan ketelitian jangka sorong.
Tabel pengukuran kubus kayu
Posisi
|
SU
|
SN
|
HASIL
|
1
|
2
|
0,005
|
2,005
|
2
|
2
|
0,08
|
2,08
|
3
|
2
|
0,005
|
2,005
|
4
|
2
|
0,09
|
2,09
|
5
|
2
|
0,03
|
2,03
|
Keterangan:
SU = Skala utama
SN = Skala nonius
Catatan: Hasil = skala utama + skala nonius
2. Hasil
pengamatan menngunakan Micrometer skrup
1. Benda
yang diukur panjangnya dijepit diantara rahangnya Mikrometer dengan sekrup roda
bergerigi diujung bagian Mikrometer Skrup.
2. Skala
utama dibaca dari garis skala 0 sampai ke garis tepi kiri silinder selubung
luar, dan skala nonius dibaca dengan melihat garis yang paling dekat dengan
garis skala utama.
3. Lakukan
pengukuran tersebut sebanyak 5 kali pengulangan pada posisi benda, lalu tulis
berapa panjang benda yang didapatkan selama 5 kali pengukuran.
Tabel pengukuran silinder alumunium
Posisi
|
SU
|
SN
|
HASIL
|
1
|
10
|
0,5
|
10,5
|
2
|
10
|
0,3
|
10,3
|
3
|
10
|
0
|
10
|
4
|
10
|
0
|
10
|
5
|
10
|
0,1
|
10,1
|
Keterangan:
SU= Skala utama
SN= Skala nonius
Catatan:
Hasil = skala utama + skala nonius
c.
Hasil pengamatan mengukur massa menggunakan Neraca O’Houss
1. Coba
seimbangkan anak timbangan geser dengan memutar indkator kesetimbangan dan
mengarahkannya pada titik 0 atau ditengah-tengah garis kesetimbangan.
2. Setelah
anak timbangan geser sejajar dengan titik
0, mulailah mengukur massa kubus logam, kubus kayu, dan silinder
aluminium secara bergantian dengan meletakkannya di tempat peletakan benda,
lalu geser anak timbangannya sesuai dengan benda yang diukur sampai anak
timbangan menunjukkan titik setimbangnya ditengah-tengah garis 0 atau sejajar
anak timbangannya.
Tabel pengukuran neraca O’houss
Obyek
|
Nilai
satuan massa
|
Kubus
tembaga
|
65,05
|
Kubus
kayu
|
6,048
|
Silinder
logam
|
5
|
V. PEMBAHASAN
1.
Adapun
kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut
a. Mengukur adalah membandingkan suatu
besaran yang tidak diketahui dengan suatu besaran yang sudah diketahui yang
diambil sebagai ukuran standar.
b. Jangka sorong adalah alat ukur yang
panjang yang di lengkapi skala nonius.
c. Neraca O’Huoss adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu massa benda
d. Micrometer skrup adalah adalah alat
yang dapat di gunakan untuk mengukur tebal buku, bola kaca, silinder logam, bola
besi.
e. Selanjutnya mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara mengukur suatu benda dengan menggunakan alat-alat
ukur seperti: jangka sorong,micrometer skrup dan neraca O’Huoss. Mahasiswa juga
dapat mengunakan alat-alat ukur tersebut dengan baik.
PERCOBAAN
II
TEKANAN HIDROSTATIK
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari :
Senin, 7 Januari 2013
Waktu : Pukul
10.00-11.00 wib
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui
konsep tekanan hidrostatik didalam zat cair
2. Menjelaskan
konsep pemanfaatan tekanan
II. ALAT DAN BAHAN
1.
Papan statif dan balok pendukung
2.
Gelas ukur atau (gelas bersekala)
3.
Gelas Beker 250ml
4.
Pipa listrik ppc
5.
Gelas plastik kecil
6.
Penggaris logam atau kertas milimeter
III. LANDASAN TEORI
Setiap benda yang berada dalam zat cair
akan mendapat tekanan oleh zat cair itu sendiri. Tekanan tersebut berasal dari
gaya tegak lurus yang terjadi akibat zat cair pada setiap titik pada permukaan
benda. Tekanan pada dasar tabung yang disebabkan oleh zat cair dalam tabung itu
dinyatakan sebagai tekanan hidrostatik misalkan volume zat cair dalam tabung
adalah V = A h, massa jenis p, sehingga masa zat cair dalam tabung
itu adalah m = p V = p A h
Gaya yang dikerjakan zat cair pada dasar
tabung, F = mg = p V g = p A h g dan tekanan yang bekerja pada alas tabung
seluas A adalah Ph = p g h. Bila tekanan udara pada permukaan zat cair yang terbuka
turut diperhitungkan, maka total tekanan pada setiap titik pada kedalaman h dari permukaan zat cair adalah:
P1 = Po + p g h.
P1 = Po + p g h.
IV.
PERCOBAAN
1. Rangkaialah
alat percobaan, pipa plastik dibentu menjadi huruf U atau bentuk manometer, seperti gambar
berikut:
Gambar
: Rangkaian percobaan
2.
Isi pipa U dengan sedikit air melalui ujun g yang terbuka. Pipa U kemudian
dipasang pada sitatif yang sebelumnya telah dilengkapi dengan skala pengukur
panjang.
3.
Hubungkan salah satu ujung pipa dengan selang plasti yang bersambung dengan
batang pipa yang dilengkapi corong plastik plastik kecil pada ujungnya
sementara ujung pipa yang lain dubiarkan terbuka.
4.
Masukkan corong kedalam bejana yang berisi air secara perlaha dengan semakin
lama dengan semakin dalam dan amatilah permukaan air pada pipa U sebelah kiri
dan kanan.
5.
Catat setiap reaksi yang terjadi.
V.
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
Data Pengamatan
Kedalaman
Corong
|
Perbedaan tinggi air antara kedua kaki
pipa U
|
Diubah
mm
|
||
A
|
B
|
A+B
|
A+B
|
|
3 cm
|
1,5
|
1,5
|
3 cm
|
0,03 mm
|
4 cm
|
1,4
|
1,8
|
3,2 cm
|
0,032 mm
|
5 cm
|
2
|
2,3
|
4,3 cm
|
0,043 mm
|
6 cm
|
2,5
|
2,8
|
5,3 cm
|
0,053 mm
|
7 cm
|
3
|
3
|
6 cm
|
0,06 mm
|
8 cm
|
3,5
|
3,4
|
6,9 cm
|
0,069 mm
|
9 cm
|
3,9
|
4
|
7,9 cm
|
0,079 mm
|
Pembahasan
soal
1.
Kedalaman corong dan tinggi permukaan
air pada pipa U, berbeda karena semakin dalam kedalam corong dimasukan maka
tekanan yang diberikan oleh air semakin tinggi.
2.
Tekanan hidrostatiknya yaitu:
a. P = p.g.h
=
1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,03 mm
= 294 atm
b. P = p.g.h
= 1000 kg/m2
. 9,8 m/s . 0,032 mm
= 313,6 atm
c. P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s
. 0,043 mm
= 421,4 atm
d.
P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,053
mm
= 519,4 atm
e.
P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,06 mm
= 588 atm
f.
P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,069 mm
= 676,2 atm
g.
P = p.g.h
= 1000 kg/m2 . 9,8 m/s . 0,079 mm
= 774,2 atm
4. Kesimpulanya adalah semakin dalam suatu benda
dimasukkan ke dalam air maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh air pada
benda tersebut.
PERCOBAAN III
PERUBAHAN SUHA DAN PEMUAIAN UDARA
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari :
Selasa, 8 Januari 2013
Waktu : Pukul
14.00-15.00 wib
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati
efek pemuaian udara terhadap perubahan volume dan perubahan tekanan udara
melalui media sederhana
2. Mengukur
besar perubahan volume udara karena peristiwa pemuaian
3. Menggunakan
prinsip pemuaian udara untuk merancang sebuah termometer sederhana
II.
ALAT DAN BAHAN
1. Termometer
manual/digital.
2. Botol
aqua ukuran besar dan sedang 1 buah.
3. Selang
plastik warna bening dengan diameter berukuran kecil 1 m.
4. Statif
yang dilengkapi dengan papan berskala.
III. LANDASAN TEORI
Perubahan sifat fisik yang umum terjadi
pada semua zat padat, ciar dan gas adalah peristiwa pemuaian zat yang
disebabkan oleh kenaikan suhu. Kenaikan suhu membuat energi kinetik partikel
bertambah sehingga jarak bebas rata-rata partikel juga bertambah. Pertambahan
jarak menyebabkan volume zat bertambah yang disebut dengan pemuaian. Karena
volume zat tidak mempunyai bentuk yang tetap tetapi berubah-ubah menurut
tempatnya, maka tinjauan kita hanya pada memuaian volume.
IV. PERCOBAAAN
1. Rangkailah
alat termometer udara sederhana seperti gambar berikut:
Gambar : Termometer Udara Sederhana
2.
Usahakan pipa U pada posisi nol (0) sama rata pipa kiri-kanan.
3. Catatlah susu ruangan sebagai suhu
awal, dan panaskan botol dengan telapak tangan dan amati ketinggian air pada
pipa selama 30 detik sampai dengan 4 menit
V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
1. Pengamatan
pertama suhu ruangan didapatkan pada to= 31,8̊ C
2. Setelah
botol dipanaskan dengan telapak tangan selama 4 menit didapatkan data pada
tabel berikut:
TABEL DATA PENGAMATAN
No
|
Selang
waktu (menit)
|
Ketinggian
air (mm)
|
1
|
0,5
|
0,5
mm
|
2
|
1,0
|
1,7
mm
|
3
|
1,5
|
0,9
mm
|
4
|
2,0
|
0,8
mm
|
5
|
2,5
|
0,5
mm
|
6
|
3,0
|
1,1
mm
|
7
|
3,5
|
0,4
mm
|
8
|
4,0
|
0,2
mm
|
Jadi
setiap selang waktu, ketinggian air tidak sama karena perbedaan suhu tubuh kita
disetiap selang waktu adalah berbeda-beda. Suhu pada tubuh kita itu bersifat tidak
stabil dapat berubah-ubah setiap waktunya.
3. Setelah
tangan dilepaskan dari botol aqua maka ketinggain yang didapat, berada pada
ketinggian
= 2 cm. Dan ukur suhu telapak tangan atau
suhu badan kita dengan menggenggam termometer selama 5 menit dan tinggi suhunya
sebagai
= 36,5̊ C.
4. Karena
kenaikan tinggi permukaan air disebabkan karena kenaikan suhu udara akibat
pemanasan maka kita dapat kalibrasi skala perubahan tinggi air
-
sebanding dengan perubahan suhu
-
,
artinya
≈
dan
sehingga skala tinggi air dapat diubah.
5. Kesimpulan
dari termometer buatan ini adalah:
a.
Suhu tubuh setiap orang berbeda-beda.
b.
Pengaruh ketidak pastian alat ukur suhu
yang sederhana, juga membuat ketidakstabilan pengukuran.
c.
Perbandingan antar pengukur suhu tubuh
modern (termometer digital) dengan alat ukur suhu sederhana sangat jauh berbeda
dari segi ketelitian dan kestabilannya dibandingkan alat pengukur sederhana
yang kita buat.
PERCOBAAN
KE IV
RADIASI KALOR DAN KONVEKSI UDARA
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari :
Rabu, 9 Januari 2013
Waktu : Pukul
10.30-11.30 wib
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati
peristiwa pergerakan udara (konveksi) akibat kenaikan suhu permukaan.
2. Mengamati
perbedaan daya serap radiasi dan perbedaan suhu dan benda (karakteristik daya
serap kalor permukaan bumi) ketika mendapat radiasi cahaya matahari.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Kotak
yang berbentuk kubus, berukuran ± 100×50 cm
2. 2
buah akua plastik
3. Lilin
dan korek api, dan kertas
4. Bola
lampu
5. Aqua
warna hitam dan warna asli putih
6. Pipa
plastik
III.
LANDASAN TEORI
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa
zat perantara tetapi dipancarkan melalui rambatan gelombang elektromagnit. Perpindahan
kalor melalui radiasi dapit terdai melalui gas dan ruang hampa, seperti radiasi
cahaya matahari yang dapat mencapai permukaan bumi, pemukaan benda yang terkena
radiasi dapat bersifat mmeneruskan, memantulkan dan menyerap radiasi.
Permukaan yang hitam dan kusam adalah
permukaan penyerap yang baik, tetapi pemantul yang buruk, dan sebaliknya
permukaan berwarna putih dan mengkilap adalah penyerap radiasi yang buruk akan
tetapi pemantul yang baik.
Koefisien emivisitas (daya serap)
permukaan benda hitam yang ideal bernilai e
= 1, artinya secara teoritik permukaan itu menyerap seluruh energi radiasi.
Untuk benda yang hitam koefisien emivisitasnya 1≤ e ≤ 0.
IV. PERCOBAAN
a. Konfeksi Udara
Sebelum melakukan
percobaan, gunakan kotak kubus yang sebelumnya sudah diberi lubang pada bagian
atas dengan menempatkan aqua seperti gambar berikut:
1. Tempatkan
lilin dibawah salah satu lubang dan dan bakar kertas dilubang yang lain
2. Amatilah
peristiwa apa yang terjadi.
b. Daya Serap Radiasi Permukaan
Sebelum
kita melakukan percobaan gunakan 2 buah botol aqua warana hitam dan warna
putih, dan pipa plastik yang diisi dengan air dan kedua ujung pipa dihubungkan
pada aqua itu. Dan nyalakan bola lampu, lalu amati apa yang terjadi, seperti
gambar berikut:
Kemudian
amati peristiwa apa yang terjadi.
V. HASIL PERCOBAAN DAN
PEMBAHASAN
Konfeksi udara:
1. Peristiwa yang terjadi pada asap,dari
kertas yang dibakar adalah keluarnya asap pada lubang satu, hal ini terjadi
karena konveksi (pergerakan udara),
dimana udara itu akan berpindah dari tekanan tinggi kepada suhu yang rendah,
begitu juga sebaliknya apabila tekanannya rendah maka suhunya tinggi.
2. Pergerakan asap kertas berhubungan
erat dengan pemuaian udara dan tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan
masa jenis benda tersebut karena udara jika menerima panas (kalor),atau
dipanaskan akan memuai dan menyebabkan masa jenisnya berkurang.
Daya
serap radiasi permukaan:
1. Setelah
dinyalakan lampu, ternyata selang pipa yang dihubungkan ke botol aqua yang
dicat warna hitam, airnya akan menurun dan terus menekan. Sedangkan pada selang
yang dihubungkan botol aqua warna putih semakin naik airnya, kemudian air pada
selang yang dihubungkan dengan botol aqua warna putih baru mulai menurun
setelah terjadinya pemanasan yang cukup lama.
2. Peristiwa
ini ternyata berhubungan dengan peristiwa pemuaian dalam udara, karena pada
botol aqua hitam lebih cepat menyerap panas akibat panas yang diserap membuat
udara didalam botol lebih cepat memuai sedangkan pada btol aqua putih, lebih
lama menyerap panas maka pemuaian akan berlangsung lebih lama.
3. Benda
yang berwarna hitam akan lebih cepat menerima panas dan melepaskan panas, sedangkan
warna putih lebih lama menerima panas dan melepaskan panas. Oleh karena itu
aqua yang berwarna hitam tekanan suhunya semakin tinggi dan menekan permukaan
air pada pipa semakin kebawah.
4. Jika
kita kita memegang kedua botol aqua dengan telapak tangan, hal yang sama juga
terjadi pada percobaan sebelumnya, ternyata botol yang berwarna hitam
lebihcepat menerima panas, dari pada botol warna putih. Yang terjadi ialah
tekanan airnya berbeda.
5. Poin
ke 3 dan 4 saling berhubungan sama-sama menerima panas ,sedangkan pada poin 3
tersebut menggunakan media listrik, jadi panas dan kalor yang diberikan lebih
besar,sedangkan pada poin 4 hanya menggunakan perantara kedua tangan tentu
kalor dan panas yang diberikan lebih rendah atau sedikit.
6.
Dari
gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pada malam hari suhu udara dilaut panas, sedangkan
didarat pada malam hari suhu udaranya dingin serta pada malam hari juga
terjadinya angin darat yaitu angin yang berhembus dari darat ke laut, peristiwa
ini dimanfaatkan oleh para nelayan mencari ikan dimalam hari, juga pada malam
hari suhu panas dilaut meningkat, sedangkat didarat suhunya menurun. Sedangkan
pada siang hari suhu udara didarat panas, dari pada dilaut suhunya dingin,
karena tanah lebihmenyerap panas dari pada dilaut,kita tau juga pada siang hari
terjadi angin laut angin yang berhembus dari laut ke darat, inilah yang
dimanfaatkan nelayan untuk kembali setelah mencari ikan, dan pada siang hari suhu
udara dilaut menurun, dan didarat udara
panasnya meningkat.
7. Kesimpulannya
adalah daya serap kalor terhadap benda yang berwarna hitam akan lebih cepat
menerima panas dan melepaskan panas, sedangkan warna putih daya serap lebih
lambat menerima panas dan lama melepaskan panas dan hubungannya dengan perubahan
suhu benda yaitu jika botol yang berwarna hitam begitu tidak diberikan panas
atau kalor suhunya akan lebih cepat turun, sedangkan pada botol putih suhunya
akan lama melepaskan panas.
PERCOBAAN
KE V
ALAT
UKUR DASAR LISTRIK
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat :
Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari :
Kamis, 10 Januari 2013
Waktu : Pukul
14.00-15.00 wib
I.
TUJUAN PERCOBAAN.
1.
Mempelajari cara pemakaaian basic meter
manual
2.
Mempelajari cara menggunakan alat ukur
arus dan tegangan listrik menggunakan alat ukur multimeter
3.
Mengukur hambatan listrik sebuah Resistor
(lampu pijar)
4.
Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran
II.
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1.
Catu Daya .
2.
Kabel Penghubung.
3.
Bola lampu 12 watt.
4.
Multimeter Manual.
III.
LANDASAN TEORI
Sebelum menggunakan alat ini perlu
diperhatikan agar jarum menunjukkan titik nol dan ini dapat dilakukan dengan
mengatur sekrup pada bagian atas panel masic meter. Untuk menghindari kerusakan
fatal,maka disarankan untuk menggunakan batas ukur.
Untuk menentukan Nilai Skala Terkecil
(NCT) dari basic meter dapat dilakukan dengan membagi batas ukur dengan
banyaknya skala pada basic meter.
Dengan menggunakan rumus :
NST basic meter
IV.
PERCOBAAN
Sebelum
kita melakukan percobaan dipastikan semua alat dirangkai dan dipasang dengan
baik dan benar, alat tersebut terdiri dari Catu daya, Kabel Penghubung, Bola
Lampu, Multimeter Manual jenis Analog (SANWA).
1. Rangkailah
skema percobaan dengan mengikuti gambar berikut:
2. Tentukan
nilai catu daya.
3. Tentukan
batas ukur pada Multimeter Manual. Sesuiakan dengan tegangan Catu Daya.
4. Catalah skala ampere/volt yang ditunjukkan
oleh jarum pada papan skala Multimeter.
5. Tentukan
nilai NST berdasarkan batas ukur yang telah ditentukan sebelumnya, dengan
jumlah skala yang telah ditetapkan yaitu 50
Skala.
Rumusnya: NST basic meter
6. Carilah
tegangan (Volt) atau Kuat Arus (Ampere)
Dengan rumus :
Tegangan = NST x Skala volt
Atau
Kuat arus = NST x Skala
Amper
7. Masukkan
data yang diperoleh ke dalam tabel sebagai hasil dari percobaan.
8. Ukurlah
nilai hambatan dengan rumus:
V = ampere
meter
I = kuat arus
|
Diketahui:Batas
ukur = 10 mV
Skala utama = 50
Skala
Volt = 3,6 V
Ditanya: Berapa
tegangannya?
Jawab: Tegangan = NST
x Skala volt
Tegangan
x
Skala volt
Tegangan
x
3,6 = 0,72 volt
Contoh
mencari kuat arus:
Diketahui: Batas ukur = 25
mA
Skala
utama = 50
Skala Ampere = 8 A
Ditanya: Berapa kuat arusnya?
Jawab:Kuat arus = NST x Skala Ampere
Kuat arus
x
Skala Ampere
Kuat arus
x
8 = 4 mA
Contoh
mencari hambatan:
Diketahui:
V
= 4
mA=
1,6
Ditanya:
R
=....?
Jawab:
R
R= 2,5 Ohm meter
V. HASIL PERCOBAAN
Tabel data hasil laporan percobaan untuk
menentukan tegangan dengan ketetapan jumlah skala 50:
NO
|
Catu
Daya
|
Batas
Ukur
|
NST
|
Skala
Volt
|
Tegangan
(volt)
|
1
|
0
|
10
|
0,2
|
0,6
|
0.12
|
2
|
3
|
50
|
1
|
4
|
4
|
3
|
12
|
250
|
5
|
12,5
|
62,5
|
4
|
9
|
50
|
1
|
10
|
10
|
5
|
3
|
10
|
0,5
|
3,6
|
0.72
|
Tabel
data hasil laporan percobaan untuk menentukan kuat arus dengan ketetapan jumlah
skala 50:
NO
|
Catu
Daya
|
Batas
Ukur
|
NST
|
Skala
Ampere
|
Kuat
arus (Ampere)
|
1
|
0
|
2,5
|
0,05
|
4,7
|
0.235
|
2
|
3
|
25
|
0,5
|
8
|
1.6
|
3
|
12
|
250
|
5
|
10
|
50
|
4
|
9
|
25
|
0,5
|
14
|
7
|
5
|
3
|
25
|
0,5
|
8
|
4
|
Tabel
data hasil laporan percobaan untuk menentukan hambatan:
NO
|
Potensial(V)
|
Kuat
Arus (I)
|
Nilai
V/I=
|
Pengukuran
Hambatan (R)
|
1
|
4
|
1,6
|
4:1.6
|
2,5
|
2
|
0,12
|
0,235
|
0,12:0,235
|
0.511
|
3
|
6,25
|
50
|
6,25:50
|
0,125
|
4
|
10
|
7
|
10:7
|
1,428
|
5
|
0,75
|
21
|
0,75:21
|
0.18
|
VI. PEMBAHASAN
1. Tata cara pembacaan skala yang benar
pada alat ukur Volt meter dan Ampere meter
adalah:
a. lihatlah terlebih dahulu berapa batas
ukur yang kita berikan pada saat percobaan. Batas ukur 10 berarti tegangan
maksimal yang dapat di ukur 10V. Begitu sterusnya.
b. Perhatikan papan skala dan lihatlah
arah jarum menujunjukkan angka berapa. Hitunglah di daerah garis yang
menunjukkan angka yang berada di bawah batas ukur.
c. Lihat dan hitunglah dengan teliti.
2. Hubungan antara tegangan dengan kuat
arus listrik adalah tegangan dan kuat arus akan sama-sama dipakai untuk mencari
hambatan dengan cara tegangan dibagi dengan kuat arus.
3. Sumber kesalahan yang dapat terjadi
pada hasil pengukuran pada saat percobaan yaitu
a. Terjadinya
kesalahan pada pengamatan ukuran saat membaca jarum yang ada pada papan
Multimeter.
b. Jika
sedikit saja tergeser papan multimeter, ukuran jarum akan berubah dari
pengamatan sebelumnya.
c. Kurangnya
ketelitian pada saat penghitungan dalam memasukkan angka ke rumus.
4. Kesimpulan dari hasil pengamatan
yaitu semakin besar hambatan yang kita pasang, kuat arus dan tegangannya
semakin kecil dan begitu juga sebaliknya semakin kecil hambatan maka semakin
besar kuat arus dan tegangan.
PENUTUP
Simpulan
Dari setiap percobaan yang kami lakukan
dapat disimpulkan bahwa, dalam percobaan Alat
Ukur Dasar menggunakan Jangka Sorong dan Micrometer Srup merupakan alat
pengukur panjang dan tebal, yang mengukur tingkat ketelitian tinggi, mengukur
benda yang lebih tipis seperti ketebalan kertas, masing-masing alat memiliki
tingkat ketelitian, Jangka sorong 0,02 mm dan micrometer skrup 0,01 mm. Untuk
mengukur massa menggunakan neraca O’Houss yang menimbang massa kurang dari 1kg.
Untuk percobaan mengenai tekanan Hidrostatik menjalaskan bagaimana
tekanan hidrostatik dalam zat cair, dan konsep pemanfaatan tekanan dari setiap
percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa semakin dalam suatu benda
dimasukkan ke dalam air maka semakin besar tekanan yang diberikan oleh air pada
benda tersebut.
Dalam percobaan tentang Perubahan Suhu Dan Penuaian Udara dari
hasil percobaan kami tenyata perbedaan tekanan suhu tubuh pada alat ukur
berbeda setiap detiknya disaat tangan di tempelkan pada botol aqua.
Dalam percobaan mengenai Radiasi Kalor dan Konveksi Udara mengamati
peristiwa pergerakan udara akibat kenaikan suhu permukaan dan mengamati
perbedaan daya serap radiasi dan perubahan suhu benda ketika mendapat radiasi
cahaya,dari hasil pengamatan kami dapat disimpulkan bahwa konveksi (pergerakan
udara), dimana udara itu akan berpindah dari tekanan tinggi kepada suhu yang
rendah, begitu juga sebaliknya apabila tekanannya rendah maka suhunya tinggi.
Dalam percobaan kami yang terkhir tentang
Alat Ukur Dasar Listrik mengamati dan
meneliti bagai mana mengukur dan memakai Multi metermanual dalam pengukuran
arus dan tegangan listrik. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar hambatan yang
kita pasang, kuat arus dan tegangannya semakin kecil dan begitu juga sebaliknya
semakin kecil hambatan maka semakin besar kuat arus dan tegangan.
Las Vegas Hotel and Casino - Mapyro
BalasHapusLas 안산 출장마사지 Vegas 군산 출장안마 Hotel 순천 출장마사지 and 충청북도 출장마사지 Casino 창원 출장샵 - Mapyro®