Rabu, 03 April 2013

LAPORAN OBSERVASI GEOLOGI

-->
LAPORAN OBSERVASI
MATA KULIAH GEOLOGI
diajukan sebagai persyaratan ujian akhir semester 1



oleh
Wido Iskandar
NIM: 1206101040050










Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Geografi
UNSYIAH
2012/2013



DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar  ......................................................................................................................  i
Daftar Isi  ...............................................................................................................................  ii
Bab I    Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah  ....................................................................................... 1
1.2 Masalah penelitian  ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan masalah  .................................................................................................... 2
1.4 Metode penelitian  ................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan
2.1 Profil stasiun geofisika mata ie ............................................................................. 3
2.2 Gempa bumi  ........................................................................................................ 4
2.3 Penyebab gempa bumi  ........................................................................................ 4
2.4 Jenis-jenis gempa  ................................................................................................ 4
2.5 Penyebab terjadinya gempa bumi ......................................................................... 5
2.6 Pengukuran gempa bumi  ....................................................................................  6
2.7 Alat-alat pendeteksi gempa stasiun geofisika Mata Ie  ........................................ 7
2.8 Tsunami  ............................................................................................................  14
2.9 Profil stasiun pos pengamatan ............................................................................ 15
2.10 Pos pengamtan gunung api seulawah agam lamtamont,Aceh Besar  ............... 16
Bab III Metode Kerja
3.1 Waktu dan tempat pengamatan jenis batuan Mata Ie  .......................................  19
3.2 Alat dan bahan  ................................................................................................... 19
3.3 Proseskerja dan penelitian sekitar Mata Ie ......................................................... 20
Bab IV Penutup
4.1 Simpulan ............................................................................................................ 23
4.2 Saran  ................................................................................................................. 23
Daftar Pustaka  ........................................................................................................ 24



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mata Kuliah Geologi, setiap tahunnya melakukan penelitian atau observasi yang mana untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam setiap penelitian yang terjun langsung ke lapangan. Pada saat ini kami melakukan observasi mengenai alat-alat pendeteksi gempa bumi dan petir, juga meneliti tentang jenis batu-batuan serta mengukur kelembaban tanah yang ada di Mata Ie juga meneliti tentang aktifitas gunung merapi seulawah agam di Lambaro Tunong.
Gempa bumi (earthquakes) adalah getaran tanah yang ditimbulkan oleh lewatnya gelombang seismik yang dipancarkan oleh suatu sumber energi elastik yang dilepaskan secara tiba-tiba. Gelombang yang dipancarkan mengakibatkan getaran melalui batuan bumi. Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang sangat merusak dan seringkali lebih menakutkan dari pada letusan gunung api, karana guncangan gempa bumi akinat patahan ini langsung pada tanah, yang sejak dulu kita anggap stabil (Emmons, 1960).
Gempa bumi ini merupakan hal yang tidak asing lagi oleh masyarakat Aceh, karena daerah Aceh berada pada lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia serta pada sirkum Mediteranian (Mulyatno, 2008). Selain itu juga gempa daerah Aceh disebabkan oleh patahan sesar Sumatera Selatan. Bagi masyarakat Aceh istilah gempa bumi menjadi hal yang menakutkan, terlebih setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami tanggal 24 Desember 2004 di aceh silam dengan kekuatan mencapai M = 9,0 (Delfebriyadi, 2010).
Dalam pendangan masyarakat Aceh, gempa bumi terjadi hanya pada saat dirasakan saja, padal gempa bumi selalu terjadi hanya saja tidak dirasakan oleh manusia. Lantas pertanyaanya siapakah yang merasakannya?. Jawabanya Gempa bumi selalu dipantau oleh alat yang bernama Seismograf, alat ini berfungsi merekam kejadian gempa setiap hari dari gempa kecil hingga gempa besar. Seismograf sendiri memiliki beberapa tipe berdasarkan jarak jangkuannya, ada yang tipe Short Period, Long Period, dan Broadband. Berdasarkan cara kerjanya seismograf terdiri atas digital dan analog.


1.2 Masalah Penelitian
1.    Apa saja alat-alat pemantau gempa bumi dan masing-masing kegunaanya, yang ada di BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie ?
2.    Apa pengertian dari gempa bumi dan apa saja jenis-jenis gempa bumi ?
3.    Bagaimana proses terjadinya gempa bumi ?
4.    Apa pengertian tsunami dan apa  penyebabnya ?
5.    Apa pengertian petir dan jenis-jenis petir dan alat pemantau petir ?
6.    Melakukan percobaan digunung mata ie,mengetahui apa jenis batuan yang ada di mata ie,jenis tanah di mata ie dan berapa kelembaban tanah di sekitar gunung mata ie ?
7.    Apa saja alat-alat pemantau gempa bumi yang ada di pos pengamatan gunungapi sulawah agam?
1.3 Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui dan menambah wawasan kita tentang apa saja jenis dan  kegunaan masing-masing alat pendeteksi gempa bumi yang ada di BMKG Stasiun Geofisika Mata Ie.
2.      Untuk mengetahui peroses terjadinya gempa bumi dan jenis-jenis gempa bumi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana petir itu terjadi dan janis-jenis petir yang diamati oleh BMKG Mata Ie.
4.      Meneliti jenis batuan yang ada di sekitar gunung Mata Ie dan mengukur kelembaban tanah yang ada di sekitar Mata Ie.
5.      Untuk mengetahui apa saja alat-alat pemantau gempa bumi yang ada di Pos pengamatan gunungapi seulawah agam.
1.4 Metode Penelitian
     Adapun metode penelitian yang kami lakukan yaitu metode Observasi atau Pengamatan. Observasi yaitu pengamatan secara langsung dan terjun kelapangan melihat objek atau benda yang diteliti. Juga metode Wawancara atau Interview yaitu proses memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan oleh mahasiswa kepada narasumber. Metode lainnya yaitu Studi Kepustakaan adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelaahan atau penelusuran literatur buku yang menguatkan fakta dan data lapangan.



BAB II
PEMBAHASAN
Pada Mata Kuliah Geologi, Mahasiswa/i Geografi FKIP Unsyiah Banda Aceh mengadakan penelitian di beberapa tempat, yaitu:
1.      Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Mata Ie,  Banda Aceh
2.      Badan Geologi Vulkanologi dan Mitigasi  Bencana Geologi, Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar.
I. Penelitian yang dilakukan di Badan Meteorologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Mata Ie, Banda Aceh
2.1 Profil Stasiun Geofisika Mata Ie
            Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah beroperasi sejak tahun 1979. Stasiun Geofisila Mata ie beralamat di Jalan Raya Mata Ie Banda Aceh, kode pos 23352. Dengan Koordinat 05̊ 29’ 47.8” LU dan 95̊ 17’ 45.8” BT.
Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh melaksanakan kegiatan:
1.      Pengamatan Geofisika
2.      Pengumpilan dan Penyebaran Data Geofisika
3.      Pengolahan dan Analisa Data Geofisika
4.      Pelayanan Jasa Geofisika
5.      Pemeliharaan atau Perbaikan Peralatan
6.      Melaksanakan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Geofisika

Stasiun Geofisika Mata Ie merupakan salah satu stasiun instansi BMKG kelas III yang malaksanakan tugas pokok dan fungsi berdasarkan sruktur organisai yang telah ditetapkan.
Dalam mendukung kegiatannya stasiun geofisika Mata Ie mengunakan beberapa alat, diantaranya:
1.      Seismograf SPS-3 Analog, yang digunakan untuk pengamatan gempa bumi.
2.      Seismograf SPS-3 Digital, yang digunakan untuk pengamatan gempa bumi.
3.      Ranet digunakan untuk peralatan komunikasi.
4.      V-Sat digunakan untuk peralatan komunikasi.
5.      Radio SSB digunakan untuk peralatan komunikasi.
6.      Jisnet digunakan untuk alat perekam gempa bumi.
7.      Lightning Detector digunakan untuk pengamatan petir.

2.2 Gempa Bumi
Lempeng buni selalu bergerak karena gaya dari dalam bumi. Gaya ini menyebabkan bagian lempeng bumi terus berpindah, sehingga menekan bagian lempeng yang lain. Untuk mengimbangi tekanan tersebut, bagian lempeng merenggang, menekan fan menekuk seperti tariksn plastik atau karet. Tetapi jika gaya terlalu besar, lempeng tersebut akan patah. Patahan ini yang menghasilkan gelombang seismik yang mengakibatkan getaran pada permukaan bumi. Getaran inilah yang biasanya disebut Gempa Bumi (Emmons,1960 and Wilson 1961).
2.3 Penyebab Gempa Bumi
Gempa bumi tidak hanya terjadi akibat patahan lempeng bumi, tetapi Emmons et.al.(1960) menyebutkan bahwa gempa bumi selain terjadi akibat patahan lempeng bumi, juga disebabkan letusan gunung api, tumbukan akibat ledakan bom, nuklir atau bahan peledak lainnya. Selain itu disebabkan oleh kendaraan yang melintas seperti truk, tank, kereta api dan fenomena alam lainnya seperti runtuhnya bartuan pada jurang, gua, tambang, atau gesekan yang bukan patahan permukaan bumi seperti longsor dan tabrakan kapal selam pada dasar laut. Yang paling nesar berpotensi bencana alam yaitu gempa tektonik.
2.4 Jenis-jenis Gempa Bumi
Dilihat dari proses terjadinya gempa bumi terdiri atas beberapa macam:
Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Sesar aktif bergerak sedikit demi sedikit kearah yng saling berlawanan Pada tahap ini terjadi akumulasi energi elastis.Pada tahap ini mulai terjadi deformasi sesar, karena energi elastis makin besar.Pada tahap ini terjadi pelepasan energi secara mendadak sehingga terjadi peristiwa yang disebut gempa bumi tektonik.Pada tahap ini sesar kembali mencapai tingkat keseimbangannya kembali. Pergeseran ini kian lama Peristiwa inilah yang disebut gempa tektonik yaitu peristiwa pelepasan energi secara tiba-tiba di dalam batuan sepanjang sesar atau patahan.
2. Gempabumi Vulkanik (Aktivitas Gunung Api )
Sesuai dengan namanya, gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan.
3. Gempabumi Buatan (Aktivitas Manusia)
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

2.5 Proses terjadinya Gempa Bumi                          
Gempa bumi tektonik yang biasanya disebut dengan gempa bumi mengalami proses pengumpulan energi sebelum terjadi pelepasan energi. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan terjadi di sekitar batas lempeng tektonik. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan oleh lempeng tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang elastis yang disebut gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan menimbulkan getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di permukaan bumi. Besarnya kerusakan tergantung dengan besarnya getaran yang sampai ke permukaan bumi.
Gambar: Proses terjadinya gempa bumi

2.6 Pengukuran Gempa Bumi
Gempa bumi yang besar berkaitan erat dengan pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik dan menyebabkan getaran pada permukaan tanah. Gelombang seismik penting diketahui agar dapat di deskripsikan secara kuantitatif ukuran gempa bumi (Wiegel, 1970). Wiegel menambahkan pada tahun 1935, C. F. Richter dari Institut Teknologi California mendefenisikan kekuatan gempa dangkal:
                                             
M= Magnetut/kekuatan gempa bumi
A= Amplitudo/simpangan maksimum
Namun penggunaan magnetudo dikarenakan permukaan bumi tidak seragam, maka M tidak semua bisa dipakai untuk menghitung gempa bumi. Di Stasiun Geofisika Mata Ie menggunakan rumus berikut untuk menghitung magnitude gempa berdasarkan alat seismograf SPS-3 yaitu:
Klasifikasi ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Ukuran Skala Richter
Keterangan
0,0-2,9
Tidak terlalu dirasakan hanya terdeteksi oleh sismograf.
3,0-3,9
Dirasakn oleh masyarakat disekitar gempa, lampu gantung bergoyang.
4,0-4,9
Terasa sekali getaranya, jendela bergetar, permukaan air beriak-riak, pintu terbuka-tutup.
5,0-5,9
Sangat sulit untuk berdiri tegak, parselin dan dinding kaca pecah, lepas dari batu bara dan permukaan air bergelombang.
6,0-6,9
Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan lemah, retakan pada tanah.
7,0-7,9
Tanah lonsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan rusak, keretakan besar pada tanah, rel kreta api bengkok, terjadi kerusakan besar diwilayah gempa.
8,0-.....
Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa.
(Sumber: Wikipedia.com)

2.7 Alat-alat Pendeteksi Gempa Bumi Stasiun Geofisika Mata Ie
A. Seismograf
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk seismogram. Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa.(sumber: Wikipedia.com).



B. Jenis-jenis Seismograf
Seismograf memiliki 2 jenis berdasarkan cara kerjanya:
1. SEISMOGRAPH SPS-3 ( Analog )   

                        
Gambar 1                                Gambar 2

 

                           







Keterangan:
Gambar 1: Seismograf SPS-3 (Analog), Stasiun Geofisika Mata Ie
Gambar 2: Hasil pendeteksi gempa yang dicatat oleh Seismograf  SPS-3 (Analog)
2. SEISMOGRAF SPS-3 (Digital)

       
                    Gambar 1                                                 Gambar2
     
       Gambar 3
 

 
Keterangan:
Gambar 1: Alat pendetersi gempa Seismoraf SPS-3 (Digital)
Gambar 2: Hasil dari pendeteksi gempa yang direkam oleh
2 komputer yang berbeda.
Gambar 3: Hasil gelombang yang didapatkan dari Seismograf SPS-3 (Digital)
Cara kerja seismograf

          
           Gambar: Gelombang Primer                            Gambar: Gelombang Sekunder
Cara kerja seismograf dibagi kepada dua bagian, yaitu dalam keadaan normal dan saat terjadi gempa. Dalam keadaan normal pena pada kertas bias akan melukiskan sebuah garis lurus, sedangkan pada saat terjadi gempa kerangka pada tempat bandul bergantung akan bergetar dan pena menuliskan garis bolak balik. Garis inilah yang disebut Seismogram, yaitu garis yang mencerminkan perubahan amplitudo gelombang seismic. Pada saat gempa menguncang batuan sepanjang batuan sesar guncangan diteruskan oleh getaran seismik. Getaran pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang kompresi, yaitu Gelombang Primer (P). Gelombang berikutnya adalah gelombang geser, yaitu Gelombang Sekunder (s). Gelombang S merambat menembus batuan dengan gerakan naik dan turun. Jika gelobang P dan S mencapai permukaan sebagian berubah menjadi gelombang seismic permukaan. Berikut contoh dari gambaran gelombang Seimogram:




C. Jenis-jenis pengamatan gempa bumi lainnya yang ada di Stasiun         Geofisika Mata Ie

         
       Gambar 1                                                        Gambar 2
                                           
Gambar 3

1. TDS 4.0 Digital Seismic System











Keterangan:
Gambar 1:Gempa bumi yang terdeteksi oleh TDS 4.0 Digital Seismic Sistem.
Gambar 2:Gempa bumi yang telah tercatat oleh Reciever System BMKG
Gambar 3:Alat sensor pemantau gempa bumi TDS 4.0 Digital Seismic 
2. Nanometrics
Alat pendeteksi gempa setelah  terjadinya gempa bumi,alat ini digunakan untuk mengetahui gempa-gempa kecil atau gempa susulan di lapangan.



Fungsi masing-masing alat:
1. Solar cell          : Menangkap sinar matahari, supaya menjadi energi atau          batrai yang digunakan untuk survei gempa susulan di lapangan.
2. Nanometrics   : Menampilkan sinyal atau getaran gelombang gempa bumi.
3. Seismometer   : Penangkap getaran gempa,untuk melihat periode-periode gempa susulan di lapangan, terdiri dari tiga komponen penangkap gelombang yaitu Utara-Selatan,Tumur-Barat, Vertikal.
4. GPS Satelit      : GPS (Global Position Sistem) digunakan untuk melihat posisi atau koordinat suatu tempat secara terperinci yaitu komponen atau komposisi benda, ketinggian, waktu yang tepat dan original.
5. Kompas Geologi:Untuk menentukan kemiringan akibat dari gempa, dan arah yang  tepat.



3. Lightning Detector (Pengamatan Petir)
Petir yaitu peristiwa dimana terjadi pertemuan dua muatan yang berbeda didasar awan, sehingga mengakibatkan timbulnya percikan bunga api listrik (petir).
A. Jenis-jenis Petir
1. Petir  Awan ke Tanah (CG)
2. Petir  Dalam Awan (IC)
3. Petir  Awan ke Awan (CC)
4. Petir  Awan ke Udara (CA)






                                                   
                                                                 


                                                                                  
B. Proses terjadinya Petir

Turbulensi Partikel di Udara atau Awan


Konsentrasi Muatan Puncak Awan (+) Dasar Awan (-) & (+)




Terjadi Perbedaan Potensial  (Tegangan) antara Dasar Awan dengan Permukaan Bumi


Terjadi Pemisahan Muatan (+) dengan (-)

 












 
        Gambar 1                              Gambar 2                          Gambar 3

C. Alat Pemantau Petir Lightning Detection System di BMKG Mata Ie






Keterangan:
Gambar 1: Strom Tracker
Gambar 2: LD-250 Lightning Detector, alat pemantau petir.
Gambar 3 : Hasil kenampakan petir pada layar monitor.
2.8 Tsunami  
Tsunami berasal dari dua kata tsu yaitu pelabuhan, sedangkan nami yaitu gelombang. Pengertian tsunami yang berkembang saat ini adalah gelombang laut dengan periode panjang (10-60 menit) yang ditimbulkan oleh ganguan pada dasr laut. Meskipun tsunami dalam bahasa inggris disebut sebagai tidal wave (gelombang pasang), namun sebenarnya pengertian itu tidak tepat, kerena tsunami tidak disebabkan oleh gravitasi Bulan dan Matahari terhadap massa air di bumi (Sunarto, 2006).
1. Penyebab terjadinya Tsunami
a. Dimulai dengan terjadinya gempa bumi di pusat laut, dimana kedalaman    pusat gempa < 60 km dan kekuatan gempa ≥ 6,5 SR.
b. Terjadi sesar vertikal (dip slip)
c. Terjadi keruntuhan dasar laut
d. Erupsi gunung api dilaut
e. Jatuhan meteor


II. Penelitian yang dilakukan di Badan Geologi Vulkanologi dan Mitigasi  Bencana Geologi, Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar.


2.9  Profil Stasiun Pos Pengamatan.
 Pos pengamatan Gunung api Seulawah Agam, merupakan suatu badan resmi dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yaitu sebagai unit pelaksana Teknis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bertugas untuk memantau aktivitas Gunung Api Seulawah Agam di Propinsi Aceh. Badan Geologi Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi, Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam, beralamat di Jalan Banda Aceh-Medan Km 49, Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar. Dengan Koordinat N=5̊ 22’ 12,5”  dan
E=95̊ 37’ 46,1”.

Gambar: Pos Pengamatan Gunungapi Seulawah Agam.




2.10  Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar
Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar merupakan tempat pengamatan aktivitas Gunung Api Seulawah Agam. Gunung Api Seulawah Agam merupakan gunung api aktif yang bertipe A dengan posisi geografisnya N.05’28’24,8’, E.095’39’48,5’ berbentuk lonjong memanjang dari bawah ke atas dengan ukuran 100x200 m. Beberapa waktu yang lalu gunung api Seulawah Agam ditingkat satusnya dari normal ke waspada karna adanya aktifitas tambahan dari gunung tersebut. Gunung Api Seulawah Agam pertama meletus pada tahun 1600.
Gunung Seulawah Agam terdiri dari dua kawah yaitu Kawah Heutsz dan Kawah Simpagoe. Kawah Heutsz adalah kawah yang berada dipuncak gunung Seulawah Agam yang merupaka gunung api aktif tipe A, berbentuk memanjang dari bawak ke atas dengan bentuk memanjang dengan Ukursn lk 100x200 m. Kawah simpagoe adalah kawah yang berada dilereng gunung seulawah agam yang merupakan gunung api aktif tipe A ,berbentuk lonjong memanjang dari bawah ke atas dengan ukuran lk 150x100m.
Di bawah ini terdapat beberapa alat-alat Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamot, yaitu:
1.         Receiver dan Antene
2.         Diskriminator
3.         Modul Power Supply
4.         Modul Motor Drive
5.         Modul Control Board
6.         Galvanometer
7.         Analog Recorder dan Timing System




Alat Pemantau Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar
Sistem pengamatan yang digunakan oleh Pos Pengamatan Gunung api seulawah agam yaitu sistem pengamatan Seismic yang menggunakan alat Seismograh PS-2 yang mana alat ini bekerja secara telemetri (mengirim sinyal) alat seismometer yang dipasang dilapangan, alat ini dipasang jarak dari pos pengamatan ke lokasi sekitar ± 6 km. Berikut contoh alatnya:
1. Seismograf PS-2 (Analog) Lamtamot, Aceh Besar
Gambar: Seismograf yang digunakan untuk mendeksi gempa  vulkanik dan aktifitas dari Gunung Api Seulawah Agam.
2. Gambar Alat Konektor Seismograf PS-2

                       
                        Gambar: cara kerja dan koneksi Seismograf  PS-2




 
3. Contoh Gelombang


              



 Gambar: contoh-contoh gelombang yang ditangkap oleh Seismograf PS-2

Macam-macam Aktifitas Gunung Api Seulawah Agam yang terdeteksi oleh Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam Lamtamont, Aceh Besar:
1. Pada tahun 1600, terjadi letusan stalaktit.
2. Pada tahun 1839, tanggal 12 dan 13 januari terjadi letusan di Kawah Heutsz yaitu letusan Kreatik
3, Pada tahun 1975, tanggal 16 sampai 21 Agustus terjadi suara gemuruh di tubuh gunung api seulawah agam
4. Pada tahun 2010, Ginung Seulawah Agam sempat dinaikkan dari status normal menjadi waspada disebabkan adanya aktivitas gempa vulkanik dan pada tahun 2011 diturunkan status waspada ke status normal, karana tingkatan status gunung api ada 4 yaitu Normal,Waspada, Siaga dan Awas.
Jadi mulai dari tahun 2011 sampai pengamatan kami pada tanggal 31 Desembar 2012 status Gunung Seulawah Agam normal atau tetap tidak menandakan adanya tanda-tanda aktivitas gempa yang besar.




BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Pengamatan jenis batuan di sekitar Mata Ie
Observasi atau pengamatan dilakukan di sekitar Gunung Mata Ie, tepatnya pada tanggal 31 Desember 2012. Pengamatan yang diakukan ada 3 jenis pengamatan yaitu:
1.    Pengamatan Jenis Batuan yang ada di sekitar Gunung Mata Ie,
2.    Meneliti Jenis Tanah di sekitar Gunung Mata Ie,
3.  Mengukur Kelembaban Tanah di sekitar Mata Ie.

3.2 Alat Bahan
Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui jenis batuan , jenis tanah dan pengukuran kelembaban tanah di sekitar gunung Mata Ie,alat yang dibutuhkan yaitu:
1.      Timba
2.      HCL
3.      H2O2
4.      Sarug Tangan
5.      Pipet Tetes
6.      Palu
7.      Botol Kaca
8.      Termometer Suhu Tanah
Berikut contoh alatnya:
                                
Gambar: Alat dan Bahan yang digunakan untuk penelitian
3.3 Proses Kerja dan Penelitian di sekitar Mata Ie
1. Pengamatan Batuan di sekitar Mata Ie
Berdasarkan hasil pengamatan di Mata Ie. Daerah ini merupakan dataran tinggi yang sebagian besar dikelilingi oleh bukit-bukit terjal. Daerah Mata Ie ini diperkirakan mempunyai ketingiannya mencapai 300 m dari permukaan laut. Perbukitan di daerah Mata Ie terbentuk dari lipatan yang bersifat Denudasional.
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan di Mata ie, terdapat begitu banyak batuan kapur, ini kami buktikan dengan mengambil beberapa 3 lokasi tempat atau titik sempel dari batuan yang ada di daerah Mata ie,dengan meneteskan zat kimia yaitu HCL, ketika HCl diteteskan ke batuan rekasi yang terjadi adalah batuan tersebut berbuih, agak sedikit mengeluarkan asap dan batuannya tidak berubah. Ini membuktikan bahwa bataun didaerah Mata Ie mengandung kapur.


       
       titik pertama                    titik kedua                      titik ketiga                   
Berikut contoh reaksinya di 3 titik atau lokasi berbeda:
 


    





Kesimpulannya bahwa tidak menutup kemungkina dulunya Mata ie ini adalah lautan yang telah terjadi proses pengangkatan yang sangat siknifikan, karna sangat kecil kemungkinan ada bataun kapur didaerah pengunungan yang tidak pernah diendapi oleh air laut. Namun proses pengankatan di Mata Ie ini sifatnya membangun Artinya tidak ada kerugian dari proses pengankatan ini.



2. Meneliti Jenis Tanah di sekitar Gunung Mata Ie
Berdasarkan pengamatan di sekitar Mata Ie, jenis tanah yang diteliti berasal dari palapukan batuan dan juga berasal dari palapukan tanaman dan jenis tumbuhan lainnya, jenis tanah ini disebut dengan tanah Organosol.
Ini terbukti dari tetesan HCL tenyata daerah sekitar Mata Ie tanah ini mengandung sedikit zat kapur, karena disebabkan dari pelapukan Kemis  dan Biologis. Berikut contoh gambarnya:
Gambar: Tanda panah menunjukkan bahwa, setelah diteteskan HCL tanahnya Berbuih
Karena jenis pelapukan itu ada 3 yaitu pelpukan fisik atau mekani yang diakibatkan oleh perubahan suhu dan udara, pelapukan kemis atau pelapukan kimia diakibatkan oleh hujan, pelapukan biologis diakibatkan oleh pelapukan dari akar-akar tumbuhan.
Kesimpulannya bahwa jenis tanah yang ada disekitar Mata Ie ini Mengandung Organik karena sudah terjadi palapukan tumbuhan dan juga pelapukan batuan, jadi jenis palapukan yang terjadi ada 2 yaitu pelapukan kemis dan pelapukan biologis.



3. Mengukur Kelembaban Tanah di sekitar Mata Ie.
Berdasrkan hasil pengamatan di Mata Ie suhu tanah di sekitar Mata Ie yang mengandung zat organik tersebut 30 ̊ . Hal ini terbukti dari penelitian kami. Berikut contoh gambarnya:
Gambar: Tampak gambar panah menunjukkan posisinya pada 30̊ C.





BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
1.      Dari hasil pengamatan kami, dapat disimpulkan bahwa di daerah Stasiun Geofisika Mata Ie, memiliki alat pendeteksi gempa yang berbeda-beda terdiri dari Seismograf SPS-3 Analog, Seismograf SPS-3 Digital dan TDS 4.0 Digital Seismic System, Nanometrics juga merupakan alat pendeteksi gempa tetapi lebih mengamat tentang gempa-gempa susulan. Juga alat pendeteksi Petir disebut dengan alat Pemantau Petir Lightning Detection System.
2.      Di stasiun Geofisika Mata Ie lebih banyak meneliti tentang gelombang seismic.
3.      Berdasarkan dari hasil penelitian yang kami lakukan tenyata batuan yang terletak disekitar daerah Mata Ie ini, mengandung Zat Kapur terbukti dari tetesan HCL yang berbusa atau berbuih. Juga jenis tanah yang terdapat di sekitanya mengandung organik dari hasil pelapukan tanaman,daun, serta jenis tanaman lainya dan juga mengandung sedikit zat kapur dari hasil pelapukan batuan. Jadi jenis tanah ini berasal dari 2 pelapukan yaitu pelapukan kemis dan pelapukan biologis.
4.      Pengamatan yang kami lakukan di Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam, Banda Aceh.Memiliki alat pendeteksi yang berbeda yaitu : Seismograf PS-2 Analog. Pengamatan ini lebih banyak mengamat tentang gempa-gempa vulkanik
5.      Pos Pengamatan Gunung Api Seulawah Agam lebih banyak memasang alatnya di lapangan yaitu pada titik sekitar kawah heutsz dan di sekitar kawah simpagoue.

4.2 Saran
Aceh merupakan salah satu daerah yang sering dilanda gempa dan ada beberapa gunung api yang aktifitasnya bisa meningkat kapan saja.  Kepada semua pihak yang terkait terutama pemerintah agar mensosialisasikan sikap apa yang harus dilakukan saat gempa agar masyarakat ditak panik lagi, dan apa yang harus dilakukan saat gunung api berstatus waspada, siaga dan awas, mengingat kurangnya pengehatuan masyarakat disekitar tetang hal itu.



DAFTAR PUSTAKA

PB, Triton. 2009. Mengenal Sains, Sejarah Bumi dan Bencana Alam. Yogyakarta: Tugu Publisher.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar